Apa Itu Ide Diri? Bagaimana Meningkatkan Ide Diri Positif?

Apa kamu telah berasa cukup mengenal diri kamu sendiri? Apa kekurangan dan kelebihanmu? Bila kamu cukup mengenal dan percaya benar siapa diri kamu sebetulnya maknanya kamu telah tahu apa ide diri kamu. Tetapi, bila kamu masih ragu sebetulnya kamu orang yang seperti apakah, maknanya kamu belum juga mendapati ide diri kamu. Bila kamu ingin tahu apakah itu ide diri dan bagaimana meningkatkan ide diri positif, kamu akan memperoleh jawaban dalam artikel ini.

Apa Itu Ide Diri? Bagaimana Meningkatkan Ide Diri Positif?

Perubahan Ide Diri

Ide diri condong lebih gampang dibuat saat orang masih terbilang muda dan masih lewat proses penemuan diri dan pembangunan identitas. Berk (1996) menerangkan jika perubahan ide diri dimulai dari umur dua tahun (ada rekognisi diri dengan menyaksikan dianya di kaca, photo, video); periode kanak-kanak awalnya (ide dianya memiliki sifat kongkrit, umumnya berdasarkan karakter nama, performa fisik, beberapa barang punya dan perilaku setiap hari); periode kanak-kanak tengah (ada alih bentuk dalam pengetahuan diri, mulai menerangkan diri dengan beberapa istilah karakter personalitas, dapat mulai memperbandingkan karakter dianya dengan rekan sepantarannya).

Perubahan ide diri pada periode remaja berlainan susunannya serta lebih terorganisir dibandingkan periode anak-anak (Steinberg, 1993). Contoh, jika anak menyampaikan pernyataan mengenai personalitasnnya karena itu terlihat bertentangan: “Aku berteman, aku pemalu”. Sedang pernyataan remaja lebih terorganisir: “Aku pemalu saat berjumpa pertama kalinya sama orang lain”. Dalam masalah ini, anak dan remaja mulai berperan serta dalam identitas sosial ke ide diri mereka di sekolah dasar dengan menghitung keadaan mereka antara rekan seumuran (Trautwein, Lüdtke, Marsh, dan Nagy, 2009). Selanjutnya, sampai umur 5 tahun, terima dari rekan seumuran mempunyai dampak utama pada ide diri anak, memengaruhi sikap dan kesuksesan akademik mereka (Gest, Rulison, Davidson, dan Welsh, 2008).

Pengertian Ide Diri

Ide diri diartikan sebagai: “jati diri seorang, pola yang terbagi dalam kelompok kepercayaan dan hati yang tidak terorganisir mengenai diri kita” (Baron dan byrne, 1997); sebagai “hati seorang mengenai identitas ‘saya’, (Myers, 1993); dan sebagai “penilaian kognitif pada kapabilitas fisik, sosial, dan akademis kita (Eggen dan Kauchak, 1999).

Dalam penjelasannya mengenai Bracken (1992) ), mengenali enam domain detil yang berkaitan dengan ide diri. Domainnya mencakup:

– Sosial – “ketrampilan untuk bekerja bersama sama orang lain”
– kapabilitas – “kekuatan untuk menyaksikan keperluan dasar”
– afeksi memengaruhi “kesadaran kondisi emosional”
– fisik – “hati mengenai performa fisik, kesehatan, keadaan fisik, dan performa umum”
– akademis – “prestasi atau ketidakberhasilan di sekolah”
– keluarga – “berapa baik satu arah dalam unit keluarga”.

Rogers dalam teorinya menjelaskan jika pribadi yang sehat secara psikis dengan aktif menjauhi peranan yang dibuat oleh pemahaman seseorang, dan kebalikannya melihat diri kita untuk justifikasi. Kebalikannya, pribadi neurotik mempunyai ide diri yang tidak sesuai ketrampilannya. Pribadi ini takut untuk terima pengalaman mereka, entahlah membuat perlindungan diri sendiri atau untuk memperoleh kesepakatan dari pihak lain (Aronson, Wilson, dan Akert, 2007). Demikian juga, Mead (1934) mengatakan jika kita kerap kali membandingkan kita dengan memikirkan apa yang seseorang pikir mengenai kita dan masukkan pemahaman ini ke ide kita.

Sering kita melakukan perbuatan suatu hal berdasar penilaian seseorang, apa yang menurut seseorang baik karena itu kita akan melakukan. Kita berasa memerlukan pernyataan dari pihak lain, bukan lantaran kemauan kita sendiri. Semua sesuatunya, tidak lepas dari ketakutan bila dikira jelek oleh seseorang. Bila ini didiamkan terus-terusan maka menyebabkan kita kebingungan dengan ide diri sendiri. Kita tidak mempunyai jati diri berdasar hati nurani kita sendiri. Kita tidak selalu harus membahagiakan/ikuti seseorang. Tak perlu ikuti tren maupun mengikuti seseorang. Jadilah diri kita apa yang ada dengan masih tetap ikuti hati nurani bila hal itu positif.

Carl Rogers menjelaskan dalam teorinya jika ide diri terkait dengan bagus self. Bagus self yaitu kemauanmu menjadi seorang seperti apakah. Dalam masalah ini kadang keinginan dan realitas tidak tepat. Bila terjadi ketidaksamaan, karena itu kita akan berasa depresi, kebingungan, tidak memiliki daya, berasa tidak bermanfaat, berasa tidak berhasil, berasa malu, tersuruk. Bila kita biarkan ini tanpa usaha kembali bangkit, karena itu kita akan selama-lamanya di dalam lubang penyesalan. Meskipun keinginan kita tidak sesuai realitanya, it’s okay. Mimpi pasti bisa, tetapi bila tidak sesuai dengan realitas kita perlu menerimanya. Memanglah tidak gampang tetapi kita dapat menyusun keinginan kembali dan usaha mencapainya kembali.

Meningkatkan Ide Diri positif

Untukmu yang ingin memikulgakan ide diri yang positif, berikut tips-nya :

1. Konsentrasilah pada diri kamu

Kadang kita repot memperbandingkan diri sama orang lain, ini ada betulnya dan ada kelirunya. Menyaksikan kesuksesan atau identitas seseorang pasti positif sepanjang kita mempunyai pertimbangan positif. Bila memperbandingkan diri sama orang lain supaya terpacu pasti ini baik. Tetapi bila kita berasa tidak berhasil tidak seperti seseorang dan repot mempersalahkan diri, ini jadi tidak bagus . Maka, konsentrasilah pada potensimu dan bangun. Semuanya orang mempunyai kekurangan masing-masing, kita perlu membenahi semampu kita. Tak perlu memaksa diri. Ketidakberhasilan bukan suatu hal yang jelek , dari ketidakberhasilan kita akan mendapatkan pelajaran dan dapat semakin mengenal diri kita. Kenali diri kamu dengan hati nuranimu, ini akan menolongmu membuat ide diri kamu.

2. Menyukai diri kita.

Bila kita tidak menyukai diri kita, lalu siapa yang hendak menyukai kita? Kita tidak dapat selama-lamanya gantungkan seseorang untuk terus-terusan menyukai kita. Karena manusia itu aktif, manusia pernah lakukan kekeliruan. Bila kita gantungkan diri ke orang lain, kita akan sedih. Latihlah diri untuk menyukai diri kamu apa yang ada. Bila tidak berhasil, ucapkan pada diri kamu “it’s okay, esok kita coba kembali”. Tak perlu terlampau keras dan mempersalahkan diri kamu sendiri. Bila sukses, ucapkan pada diri kamu “saya sukses, saya senang pada diriku sendiri”. Menyukai diri kita tentu saja berlainan dengan egois. Menyukai diri bermanfaat untuk membuat ide diri yang positif.

3. Bertanggung-jawab pada opsimu.

Hidupmu ialah tanggungjawabmu. Sukses atau tidak berhasil itu semua bergantung dari diri kamu. Kamu tidak dapat selama-lamanya mempersalahkan seseorang bila tidak berhasil, kamu perlu tetap mawas diri. Kamu tidak selama-lamanya juga dapat tergantung ke orang lain untuk menolongmu, kamu harus usaha semampumu sendiri. Saat kita mempunyai kemauan atau mimpi atau keinginan, kita akan membuat gagasan. Membuat gagasan atau taktik dengan beragam opsi yang ada, pilih dengan arif. Bila kita sudah pilih, kerjakan secara penuh tanggungjawab. Tanggungjawab adalah kunci untuk menolong kita mempunyai ide diri yang positif.

4. Memiliki arah yang realitas

Ini terkait dengan point 3. Saat kita mempunyai mimpi atau arah hidup, kita harus realitas. Kita ingin sukses tetapi kita belum tahu bagaimana mengawalinya. Kita ingin kaya, tetapi kita tidak paham bagaimana mengurus uang. Realitas itu perlu dengan ketahui kekuatan kita, dengan membuat taktik. Saat kita kecil kita ingin jadi dokter, polisi, koki, dan lain-lain. Lantas saat makin dewasa, mimpi di saat kecil dapat berlainan dengan usia kita sekarang ini. Di saat kecil, kita cuman mempunyai arah tetapi belum realitas, belum mempunyai taktik, kita cuman berdasar ikuti seseorang. Pada sekarang ini, tetapkan kembali arahmu secara realitas, tentu saja sesudah kamu mengenal diri kamu dan kamu bertanggung-jawab dengan opsimu. Karena ada arah yang realitas, kamu semakin lebih terang tahu berkenaan ide diri kamu.

5. Kelilingi diri kamu dengan lingkungan yang positif

Sekitar lingkungan sangat berperanan penting dalam menolong kita capai arah kita. Sama siapa kita berkawan dan bergabung akan membuat sikap dan pertimbangan kita. Kita memanglah tidak dapat pilih di mana kita dilahirkan, tetapi kita dapat pilih sama siapa kita bersahabat. Tidak berarti pilih-memilih rekan tidak bagus, tentu saja kita ingin berkembang mengarah positif kan? Bila kita mempunyai arah baik, cari rekan yang mempunyai misi yang serupa dan minta beberapa orang paling dekat untuk memberikan dukungan arahmu. Bila kita pilih stuck dalam aktivitas dan lingkungan yang tidak menolong kita berkembang, kita akan kesusahan sendiri. Di luar sana banyak peluang mendatang bila kita mengawali dengan peralihan kecil. Lingkunganmu akan menggambarkan siapa kamu dan tentu saja membuat ide diri kamu.

 

kunjungi juga website tentang pendidikan terpercaya