7 Tips Membujuk Anak Supaya Tidak Takut ke Dokter Gigi

Untuk beberapa anak, pengalaman berobat ke dokter gigi ialah pengalaman yang menakutkan. Mereka telah memikirkan beberapa alat dokter akan masuk ke mulut mereka. Atau anak telah mempunyai kejadian buruk waktu ke dokter gigi awalnya. Hal tersebut pasti membuat anak takut ke dokter gigi kembali. Walau sebenarnya, mengecek dan menjaga gigi ke dokter itu penting dan tidak dapat dijauhi.

Tenang saja, jika sang kecil takut dibawa ke dokter gigi, Anda dan pasangan dapat memakai beberapa cara berikut ini.

1. Mengajak ke dokter gigi semenjak kecil

Upayakan untuk bawa anak ke dokter gigi sedini mungkin. Jika anak baru pertama kalinya dibawa ke dokter saat umurnya cukup besar, misalkan tujuh tahun, bisa saja anak telah dengar beragam jenis cerita mengerikan masalah lawatan ke dokter gigi. Karena itu, seharusnya semenjak balita sang kecil mulai kontrol ke dokter gigi. Tidak boleh tunggu hingga ada keluh kesah baru ke dokter karena kemungkinan besar lawatan pertama kalinya akan mengikutsertakan proses yang cukup mengerikan untuk anak. Dengan check teratur, anak akan makin santai dan terlatih dengan lawatan itu.

Lihat juga : Dokter Gigi Di Bandung

2. Beritahu pokoknya saja

Umumnya supaya anak tidak begitu ribut dan takut ke dokter gigi, orang-tua condong janji pada anak jika proses yang bakal ditempuh tidak berasa sakit. Jika rupanya kelak anak betul-betul harus dibius atau ditarik giginya dan dia rasakan sakit, bisa saja anak kehilangan keyakinan pada orangtuanya. Seharusnya untuk menjawab kekhawatiran anak, beritahu pokoknya saja.

Tidak boleh memberitahu kebanyakan bocoran detil karena anak bertambah ingin tahu dan takut. Pakai analogi seperti saat sang kecil menunjungi dokter anak saat flu. Anda dapat menjelaskan, “Kamu akan dicheck dengan dokter, seperti saat itu. Hanya ini kali mulut dan gigimu yang bakal dicheck.”

3. Diamkan dokter gigi yang menerangkan masalah prosesnya

Ada pula anak yang tetap menanyakan akan diapakan kelak di dokter gigi. Sebut saja jika dokter gigi akan menyaksikan ke mulut anak dan menyembuhkan jika ada permasalahan tertentu. Ingat-ingatlah jika tenaga medis mulut dan gigi telah terlatih tangani anak yang takut ke dokter gigi. Mereka semakin lebih sanggup menerangkan prosesnya pada anak secara gampang diolah . Maka, berikan saja detilnya pada dokter gigi atau pendampingnya.

4. Tidak boleh bercerita kejadian buruk Anda ke dokter gigi

Anda dan pasangan barangkali sempat mempunyai pengalaman yang buruk saat ke dokter gigi. Tidak berarti jika pengalaman itu akan terjadi pada anak. Karena itu, upayakan tidak untuk bercerita cerita itu di muka anak. Jika sang kecil punyai kakak yang pernah kontrol ke dokter gigi, meminta kontribusi kakak untuk merayu adiknya. Jika kakaknya pernah kesakitan di dokter gigi, sang kecil tak perlu ketahuinya.

5. Masih tetap tenang dan berlaku positif sepanjang proses

Sedapat mungkin, Anda atau pasangan temani sang kecil saat ke dokter gigi. Apa lagi pada lawatan pertama kalinya ke dokter gigi. Kedatangan Anda dan pasangan dapat membuat lebih santai dan optimis. Sepanjang dokter jalani pengecekan atau perlakuan, kemungkinan Anda sendiri berasa tidak sampai hati dan kuatir.

Tetapi, ingat jika resiko yang perlu dijamin anak jika perlakuan itu tidak ditempuh malah semakin besar. Oleh karenanya, teruslah tenang dan dampingi anak. Bila anak masih kecil, Anda dapat bawa boneka kecintaan anak untuk temaninya sepanjang check gigi. Untuk menentramkan anak, Anda bisa juga sambil menceritakan agar pemikiran anak teralihkan dari merasa sakit.

6. Beri sanjungan, tetapi jauhi memberikan hadiah

Jauhi memberinya anak hadiah setiap dia ingin ke dokter gigi. Anak jadi akan menyaksikan kegiatan rutin itu sebagai satu beban yang perlu diseimbangkan dengan hadiah. Karena itu, lebih bagus beri sanjungan dan perkataan terima kasih atas keberanian dan keteguhan anak sepanjang bertandang ke dokter gigi.

Kadang-kadang Anda memang bisa menghadiahkan untuk menggerakkan anak masih tetap teratur check gigi. Tetapi, tidak boleh memberikan hadiah yang terlalu berlebih. Hal itu bisa saja sebuah rutinitas nanti. Anak tidak akan ingin ke dokter jika tidak ada hadiah yang diinginnya.

7. Tegaskan pada anak keutamaan mempertahankan kesehatan gigi

Agar anak ingin berobat ke dokter gigi, terangkan pada anak apa keutamaan mempertahankan kesehatan gigi. Anda pun seharusnya menjelaskan pada anak kenapa suntik bius atau ekstraksi (pencabutan) gigi itu wajib dalam bahasa yang dapat dipahami anak. Setiap harinya, lakukan anak untuk mempertahankan kesehatan gigi dan mulutnya, misalkan dengan rajin sikat gigi.

Tidak boleh memberikan ancaman anak, misalkan saat dia makan permen kebanyakan, dengan lawatan ke dokter gigi. Misalnya, “Kamu jika makan permen terus kelak giginya harus ditarik ke dokter gigi, lho!”. Lebih bagus ucapkan, “Makan permen memang nikmat, ya. Tetapi jika umumnya semakin lama gigi dapat berlubang atau keropos. Kamu tidak ingin kan, punyai gigi bolong-bolong?”

Sumber : Dokter Gigi Di Bandung